Kisah tentang dua orang yang datang kepada Ibnu Sirin untuk menanyakan arti mimpi mereka.
Ternyata mereka berdua memiliki mimpi yang sama tetapi mendapat tafsir yang berbeda dari Ibnu Sirin
Penjelasan Tafsir:
- Orang pertama:
Ia bermimpi sedang azan. Setelah melihat wajahnya yang menunjukkan keshalihan, Ibnu Sirin menafsirkan bahwa orang ini akan dipanggil ke Tanah Suci untuk melaksanakan haji.
Penafsiran ini didasarkan pada Surat Al-Hajj (22:27):
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji…”
- Orang kedua:
Ia juga bermimpi azan. Namun, setelah melihat wajahnya yang menunjukkan kefasikan, Ibnu Sirin menafsirkan bahwa ia harus dipotong tangannya dan akan dihukum karena mencuri.
Tafsiran ini didasarkan pada Surat Yusuf (12:70):
”…Sesungguhnya kamu adalah pencuri.”
Tafsir yang diberikan oleh Ibnu Sirin bukan hanya berdasarkan mimpi itu sendiri, tetapi juga pada tanda-tanda yang ia lihat pada orang tersebut, yaitu basirah—ketajaman hati dalam memahami sesuatu.
Kisah ini menunjukkan bahwa mimpi dapat memiliki arti yang sangat berbeda tergantung pada kondisi spiritual atau perilaku orang yang bermimpi.
Siapakah Ibnu Sirin?
Perkenalkan ia adalah Abu Bakar Muhammad bin Sirin al-Bashri (32-110 H), seorang tabi’in besar dan imam terkemuka dalam bidang tafsir, hadis, fiqh, serta tafsiran mimpi.
Ibnu Sirin itu orang yang sangat alim, dan dia pun perowi hadis. Beliau meriwayatkan dari beberapa hadist musnad dari Zaid bin Tsabit, Anas bin Malik, Abu Hurairah, Hudzaifah bin al-Yaman dan beberapa lainnya.
Diantara orang yang meriwayatkan dari Ibnu Sirin adalah Asy-Sya’bi, al-Auza’I, Ashim al-Ahwal, Malik bin Dinar dan Khalid al-Hadzdza.
Hisyam bin Hisan berkata tentangnya:” Dia Orang Paling Jujur yang pernah aku jumpai”, Abu Awanah menambahkan “ Aku pernah meliha Ibnu sirin dan tak seorangpun melihatnya tanpa sedang berzikir kepada Allah Ta’ala”. Dan komentarnya Abu Sa’ad adalah “ Dia dipercaya memang teguh amanat, tinggi kedudukannya dan banyak ilmunya”.
Ia wafat pada tahun 110 H
Karya yang sangat terkenal tentang Tafsir Mimpi Ibn Sirin yang sangat tebal telah menjadi refrensi utama tentang kajian tafsir mimpi.
Sebagai manusia, kita sering kali perlu bijaksana dalam menilai orang lain dan keadaan sekitar. Ini mengingatkan kita untuk selalu melihat sesuatu secara holistik, dengan mempertimbangkan berbagai aspek, bukan hanya sekadar apa yang terlihat di permukaan.
Untuk memiliki basirah, kita perlu banyak berdoa, merenung, dan berusaha untuk terus mendekatkan diri kepada Allah. Ini akan membantu kita untuk membuat keputusan yang bijak dan menilai situasi dengan lebih adil.
Jazakumullah Khoiron Katsiron
Ustadz Arifin Jayadiningrat
Aksi Peduli Bangsa