Memahami Jiwa Manusia

7 February 2025

Membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an hendaknya dilakukan dengan penuh jiwa dan kesadaran. Kadangkala, kita lupa bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kita tentang jiwa, yang memiliki dua sisi:

  • jiwa yang fujur (cenderung pada keburukan)
  • jiwa yang takwa (cenderung pada kebaikan).

seperti yang dijelaskan pada Surat Asy-syams ayat 8, Allah telah mengilhamkan kedua potensi ini dalam diri setiap manusia.

Jiwa fujur adalah jiwa yang selalu berkata, “Inilah aku” menonjolkan ego dan keinginan pribadi tanpa disadari. Jiwa takwa adalah jiwa yang selalu berorientasi kepada Allah, tunduk pada-Nya, dan sadar bahwa segala sesuatu adalah milik Allah. Maka, orang yang selamat adalah mereka yang mampu mengalahkan jiwa fujur dan memupuk jiwa takwa dalam dirinya.

Perjuangan Melawan Hawa Nafsu

Kemaksiatan atau jiwa fujur digerakkan oleh hawa nafsu, yang selalu mengarahkan kepada keburukan. Maka, kita harus menyadari bahwa hidup ini adalah perjuangan melawan hawa nafsu yang ada dalam diri kita. Jika kita membuka celah, maka hawa nafsu akan menguasai, dan inilah yang akan dimanfaatkan oleh setan.

Oleh sebab itu, kita harus senantiasa berusaha mengendalikan hawa nafsu dengan cara:

  • Memperbanyak ibadah seperti shalat, bersahabat dengan Al-Qur’an, dan berdzikir.
  • Puasa: tidak hanya berarti menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan hawa nafsu yang bersifat agresif dan selalu ingin mendominasi. Hawa nafsu ini harus “direm” agar ketakwaan lebih unggul.
  • Memohon perlindungan kepada Allah dengan doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Doa untuk Menjaga Kesucian Jiwa

Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk membersihkan jiwa adalah:

“Allahumma aati nafsi taqwaha, wa zakkiha anta khairu man zakkaha, anta waliyyuha wa mawlaha.”

Ya Allah, berikanlah ketakwaan kepada jiwaku dan sucikanlah ia, Engkaulah sebaik-baik yang menyucikannya, Engkaulah Pelindung dan Pemiliknya.

Mari perbanyak doa ini agar diberikan ketakwaan serta dijauhkan dari godaan hawa nafsu yang menyesatkan.

Menyambut bulan ramadhan mari kita mulai terbiasa berpuasa sebagai bentuk latihan untuk menahan diri. Menahan apa? Menahan segala sesuatu yang bergerak menuju keburukan.

“Sungguh beruntung orang yang menyucikan (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.” (Asy-Syams: 9-10)

Jazakumullah Khairan Katsiran

Ustadz Arifin Jayadiningrat

Aksi Peduli Bangsa

Bersama Aksi Peduli Bangsa Mari Kita Membawa Perubahan

Setiap kontribusi Anda, sekecil apa pun, dapat membawa kebahagiaan dan harapan bagi mereka yang membutuhkan. Mari jadi bagian dari gerakan kebaikan ini.