Sejak aktifitas saya di Aksi Peduli Bangsa, setidaknya kurang lebih sudah 5 kali saya ke Mentawai dan mengunjungi daerah pedalamannya. Salah satu tempat yang sering dikunjungi karena menjadi proyek desa binaan oleh APB adalah Dusun Kababuttui atau Dusun Buttui yang terletak di desa Madobak, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai.
Saya akan menyampaikan rute perjalanan ke sana dengan start dari Bandara Soekarno Hatta di Jakarta.
Flight dari CGK-PDG (Padang, Sumatera Barat)
Perjalanan sekitar satu setengah jam. Pesawat yang sesuai SOP kami pakai adalah Citilink Airlines.
Kapal Padang – Mentawai
Sampai di Bandara Internasional Minangkabau. Untuk menuju ke pedalaman bisa dilakukan dengan dua pilihan moda transportasi yaitu:
Kapal Ferry Gambolo atau Ambu-Ambu.
Ada dua KMP Ferry yang siap di pelabuhan kota Padang yaitu Gambolo dan Ambu-Ambu. Perjalanan kemarin saya menggunakan KMP Ambu-Ambu, kapal berangkat jam 7 malam dari Padang sampai Muara Siberut jam 5 pagi, jadi total perjalanan memakan waktu 11 jam perjalanan.
Tempat penumpang di Ambu-Ambu ada dua pilihan yaitu kursi dan kasur. Untuk kasur biayanya adalah 135.000,-. Ranjangnya besar yang bisa digunakan untuk tiga orang dengan pembatas besi di bagian tempat tidur di kepala untuk setiap orang, tempat ini muat 80 orang.
Mentawai Fast
Sejak Februari 2019, anda sudah bisa lebih cepat menempuh pelayaran Padang Mentawai. Karena sudah ada kapal cepat Mentawai Fast yang berangkat dari pelabuhan di Jalan Batang Arau, Muaro, Kota Padang. Untuk pembelian tiket, hanya melayani pembelian langsung. Di Muaro Padang dan di Pelabuhan Mentawai.
Dari bandara menuju Pelabuhan Mentawai Fast di Muaro Padang bisa pakai ojek online, Anda bisa order ojek online untuk mencapai tujuan. Lama perjalanan kisaran 20-30 Menit. Harga tiket terupdate Rp 250.000,- per orang untuk sekali jalan. Biasanya keberangkatan ke Mentawai itu di pagi hari kisaran jam 7 pagi.
Pada era new normal pihak Mentawai Fast dan kapal ASDP memberlakukan beberapa aturan baru bagi calon penumpang yang ingin berlayar menuju Pulau Mentawai maupun dari Mentawai ke Padang.
Setiap calon penumpang Kapal Mentawai Fast dari Padang, dapat melakukan rapid test secara gratis saat pembelian tiket di Pelabuhan Muara Padang dan tiba di pelabuhan pada jam 5.30 wib untuk mengikuti rapid dan menunggu hasil tesnya.
Berikut aturan di era new normal bagi calon penumpang kapal Mentawai Fast.
Bagi penumpang lokal wajib memiliki surat keterangan rapid tes dari RS yang masih berlaku atau asli, kartu identitas (KTP), cek suhu tubuh kurang dari 38°C dan tidak sedang demam, flu atau batuk,wajib menggunakan masker, cuci tangan, menjaga jarak.
Selanjutnya ketentuan bagi calon penumpang non lokal, wajib memiliki surat keterangan rapid tes dari RS yang masih berlaku arau asli, kartu identitas (KTP), cek suhu tubuh kurang dari 38°C atau tidak sedang demam, flu atau batuk, wajib menggunakan masker, cuci tangan, menjaga jarak, surat keterangan daerah asal tujuan, health alert card (HAC) atau kartu kewaspadaan kesehatan berwarna kuning dari bandara, terminal bus.
Kapal Ferry
Dilayano oleh KMP. Ambu-Ambu dan KMP. Gambolo, lintas Padang-Mentawai memiliki kadwal keberangkatan berikut yang update pada 29 Desember 2020.
Tabel diatas tidak bisa dijadikan rujukan secara pasti, karena sepertinya jadwal setiap minggu dan bulan, bisa berubah-ubah. Bisa tanyakan ke akun twitter dan instagram PT ASDP: @asdp191.
Mentawai Fast
Muara Siberut – Buttui
Saran saya, anda menginap dulu satu malam di dekat pelabuhan, ada beberapa pilihan hotel kecil di dekat pelabuhan seperti hotel . Karena untuk mencapai Dusun Buttui membutuhkan waktu berjam-jam. Mungkin kisaran 5-8 jam, jika menggunakan pompong (kapal tradisional Mentawai) yang tergantung pada keadaan arus sungai saat itu. Anda juga bisa menyewa motor dengan menempuh perjalanan kisaran 5-6 jam dengan keadaan jalan yang berlubang dan sempit.
Kawasan Bakti Bangsa
Sesampainya di Kawasan Bakti Bangsa di Dusun Buttui, kita harus trekking terlebih dahulu di dalam hutan dan menyebrangi sungai selama 15 menit untuk sampai di rumahnya Aman Lau-Lau.
Oleh: Jumal Ahmad | ahmadbinhanbal.com