Pernahkah kita memikirkan dari mana datangnya barang-barang yang kita gunakan setiap hari?
Ambil contoh sederhana: sebuah kertas. Kertas itu tidak muncul begitu saja.
Awalnya, ia berasal dari pohon, tumbuh di hutan yang Allah ciptakan. Kemudian, manusia memprosesnya menjadi kertas. Tapi, siapa yang memberikan akal kepada manusia untuk menemukan cara membuat kertas? Allah.
Jadi, kertas itu sebenarnya bukan sekadar buatan manusia, tetapi bagian dari ciptaan Allah yang melalui proses panjang.
Hal yang sama berlaku untuk plastik, komputer, bahkan hp di tangan kita.
Jadi, kita tidak hanya melihat benda mati. Kita melihat tanda-tanda kebesaran Allah.
Nah, kenapa ini penting? Karena kalau kita hanya melihat benda-benda sebagai “sesuatu” saja (sekadar kertas, plastik, atau barang lain), pikiran kita jadi mudah terlena hanya melihat di permukaannya saja.
Kita jadi lupa siapa yang sebenarnya menciptakan semua ini. Kalau sudah begitu, hati kita mudah dimasuki syetan atau hawa nafsu. Waspadalah.
Sebaliknya, kalau setiap kali kita melihat sesuatu dan mengembalikannya kepada Allah, hati kita otomatis berdzikir: “MasyaAllah, ini semua dari-Mu.”
Ini cara sederhana untuk melatih pikiran dan hati kita untuk hijrah dari makhluk ke Khalik yaitu Allah azza wa jalla di mana pun kita berada di kantor, di rumah, bahkan di jalan.
Berlatihlah terus menerus sampai kita terbiasa.
Coba, mulai sekarang biasakan:
Lihat apa pun di sekitar kita. Jangan cuma lihat permukaannya, tapi renungkan proses di baliknya.
Ingat, yang menciptakan semuanya adalah Allah. Yang memberi ilmu adalah Allah. Yang mengatur semuanya juga Allah.
Dan terakhir, ucapkan dalam hati, “MasyaAllah, luar biasa ciptaan-Mu.”
Jadi, hidup kita jadi lebih bermakna, lebih tenang, dan bersyukur. 😊
Jazakumullah khoiron katsiron
Ustadz Arifin Jayadiningrat
Aksi Peduli Bangsa