Setiap pagi kita mengucapkan
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ
“Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah”
Yang perlu diperhatikan pada saat kita dzikir pagi adalah *PIKIRAN DAN HATI* Ketika kita mengucapkan Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillah
Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah
Maka kita harus menyadari sepenuhnya bahwa :
Ini waktu pagi hari milik Allah bukan milik kita, kita hidup sampai pagi ini yang memberikan Allah azza wa jalla.
Ketika kita bangun tidur
الحَمْدُ لِلهِ الًّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ
“Segala puji bagi Allah, Tuhan yang *MENGHIDUPKAN* kami setelah Ia mematikan kami (menidurkan).
Kepada-Nya lah kami kembali pada hari kebangkitan hari Kiamat”
Kesadaran penuh akan KEPEMILIKAN WAKTU hanyalah milik Allah, itu kita sering lupa dan lalai.
Maka redaksi Al-Qur’an dan hadits, tidur adalah kematian, dibahasakan dengan *MAUT* ,
Bisa jadi hari ini kita sholat subuh yang terakhir.
Bisa saja tidak sampai sore hari kita sudah wafat.
Begitu pula kalau sudah petang datang, kita bersyukur Ya Allah Alhamdulillah kita masih hidup sampai petang hari.
Mensyukuri waktu itu bukan setahun sekali kelahiran, tetapi setiap saat.
Kita berdoa ketika mau tidur
بِسْمِكَ اللّهُمَّ اَحْيَا وَ بِسْمِكَ اَمُوْتُ
“Dengan nama Engkau ya Allah, aku hidup dan aku *MATI* .”
Kata kata dengan namaMu, menunjukkan aku dan kamu.
Berarti menunjukkan kedekatan, dalam bahasa arab معية الله rasa kebersamaan dengan Allah.
Nah rasa ini yang kita tumbuhkan oleh firman Allah
وَهُوَ ٱلَّذِى *يَتَوَفَّىٰكُم* بِٱلَّيْلِ
Dan Dialah Allah yang mewafatkan di malam hari (Al-Anam 60).
Maksudnya adalah menidurkan
يَتَوَفَّىٰكُم
dalam tafsir bukan mematikan tapi menidurkan. Wafat disini adalah tidur.
Maka Bismika allahumma ahyaa wa bismika amuut. Dengan nama Engkau aku hidup, dengan nama Engkau aku mati.
Maut adalah kematian. Tidur adalah kematian.
Kita diberikan kesempatan untuk hidup lagi. Maka ketika kita bangkit dari tidur, hati dan pikiran kita berkata. “Ya Allah Alhamdulillah kita masih diberi kehidupan.”
Mari kita mulai berzikir dengan sadar sepenuhnya semua waktu hanya dari Allah
Jazakumullah Khoiron katsiron
Ustadz Arifin Jayadiningrat
Aksi Peduli Bangsa